PONDOK PESANTREN FUTUHIYAH
Dalam prinsip ajaran islam, segala sesuatunya harus dilakukan dengan rapi, tertib, dan teratur serta keseluruhan prosesnya juga harus diikuti dengan tertib dan runtut. Apabila kita berbicara tentang pendidikan, tentu saja masih banyak hal yang harus segera diselesaikan. Jika dilihat dari sisi pendidikan islam itu sendiri, masih banyak sekali permasalahan yang patut dibahas dan dicari solusi untuk kedepannya, salah satunya yaitu terkait dengan pesantren.
Manajemen pesantren yang terus dikembangkan merupakan
salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas atau mutu
pesantren. Manajemen sendiri mengawal dan memberikan arahan pada proses
berjalannya sebuah lembaga pesantren dapat terpantau. Tidak beda jauh dengan
lembaga pendidikan lain seperti sekolah formal, pendidikan di pondok pesantren
juga membutuhkan suatu hal seperti manajemen untuk terus mengembangkan ataupun
memajukan sebuah pondok pesantren. Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu
agar dilakukan dengan baik, teratur, tepat dan tuntas merupakan hal yang
disyariatkan dalam ajaran islam, sebab dalam
islam arah tujuan yang jelas,
landasan yang kokoh dan kaifiyah yang benar merupakan amal perbuatan yang
dicintai Allah Swt.
Setiap lembaga, termasuk pondok pesantren memiliki
aktivitas tertentu dalam rangka mencapai tujuan lembaga itu sendiri. Salah satu
aktivitas tersebut adalah manajemen. Dalam struktur pendidikan nasional, pondok
pesantren merupakan mata rantai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya karena
sejarah kemunculannya, tetapi juga karepa pondok pesantren telah secara
signifikan turut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
1.
Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren
Futuhiyyah?
2.
Bagaimana visi dan misi pondok pesantren Futuhiyyah?
3.
Bagaimana proses penyelenggara pendidikan, sistem, dan
materi pendidikan?
1.
Untuk mengetahui sejarah berdirinya pondok pesantren
Futuhiyyah.
2.
Untuk mengetahui visi dan misi pondok pesantren
Futuhiyyah.
3.
Untuk mengetahui proses penyelenggara pendidikan,
sistem, dan materi pendidikan.
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Singkat Berdirinya
Zaman dahulu pondok-pondok pesantren umumnya didirikan
tanpa diberikan nama, kecuali disesuaikan dengan nama kampung atau desa dimana
pondok pesantren tersebut berdiri. Pondok pesantren Futuhiyyah pada awalnya
juga lebih dikenal dengan sebutan “Pondok Suburan Mranggen”.[1]
Pondok suburan ini didirikan oleh KH. Abdurrahman bin
Qasidil Haq, seorang ulama asli Mranggen. Tidak bisa dipastikan kapan pesantren
Futuhiyyah ini berdiri, karena belum ada data yang konkrit akan hal tersebut.
Hanya saja menurut cerita orang dahulu, ketika terjadi hujan abu akibat letusan
gunung kelud pada permulaan abad 20, pondok pesantren Futuhiyyah sudah berdiri.
Jumlah santri pada waktu itu masih relatif sedikit, hanya berasal dari daerah
mranggen dan sekitarnya. Mereka datang ke pesantren hanya pada malam hari untuk
mengaji sedangkan paginya pulang untuk bekerja, oleh karena itu santri tersebut
disebut “santri kalong”.
Dahulunya pesantren ini adalah sebuah mushola kecil
milik KH. Abdurrahman. Sebagai seorang imam mushola, kyai Abdurrahman kala itu
dipandang oleh warga sekitar sebagai seseorang yang punya ilmu. Sehingga
kemudian banyak dari warga sekitar Mranggen yang mengaji kepada beliau.
Nama “Futuhiyyah” pertama digagas oleh KH. Muslih.
Kata Futuhiyyah secara harfiah berasal dari kata dasar fataha yang
berarti membuka. Nama ini baru muncul pada sekitar tahun 1927 M.[2]
kemudian resmi digunakan sebagai nama pondok pesantren saat diasuh oleh KH.
Muhammad Hanif Muslih, Lc.
Visi
“Terwujudnya generasi muslim bermental ulama yang tahan uji dalam
menghadapi situasi dan kondisi”
Misi
“Membentuk
insan kamil berakhlaqul karimah yang berpegang teguh pada aqidah ahlus sunah
wal jama`ah”.
C. Proses Penyelenggaraan Pendidikan, Sistem, dan Materi Pendidikan
Pendidikan secara formal di madrasah maupun sekolah
dilaksanakan pada pagi hari hingga siang. Keberadaan sekolah dan madrasah ini,
walaupun tidak dalam satu lokasi, akan tetapi mudah di jangkau oleh para santri
karena masih dalam satu lingkungan kampung suburan.
Selepas jam sekolah adalah jam istirahat bagi para
santri. Disela-sela jam istirahat ini santri bebas untuk melakukan apapun, asal
tidak melanggar aturan tertentu. Terkadangpun mereka bermain sepakbola di
halaman tengah pondok pesantren. Mereka bermain bola dengan antusias, bahkan
sebagian orang bermain bola dengan mengenakan sarung. Banyak pula yang berada
di masjid dan didepan kamar, untuk mengaji, menghafal atau berdiskusi dengan
teman-teman.
Kegiatan pondok pesantren dimulai lagi ba`da ashar
setelah shalat jama`ah dan setelah shalat jama`ah magrib. Metode pendidikan
yang digunakan pada waktu-waktu ini dengan mengaji kitab bandongan yang diampu
oleh para ustadz. Sementara untuk pengajian kitab pada waktu ba’da magrib
diampu sendiri oleh pengasuhnya, namun dikhususkan pada para santri yang sudah
dewasa. Adapun kitab yang diampu adalah kitab Tafsir Jalalain.
Kemudian ba`da isya` setelah melaksanakan shalat
jama`ah isya kegiatan belajar-mengajar dilanjutkan kembali. Pada waktu ini
sistem pengajaran yang diterapkan adalah sistem madrasah, yang dinamakan
madrasah diniyah salafiyah futuhiyyah yang terdiri lima kelas. Yaitu, sebagai
berikut;
1.
Kelas I`dad atau kelas persiapan. Materi yang
diberikan pada kelas ini berkisar pada ilmu tarikh, tauhid, tajwid, fiqh, nahwu
dan belajar menulis arab pegon.
2.
Kelas 1, materi kitab pada kelas 1 adalah tauhid,
tarikh, tajwid, fiqh, nahwu, shorof, dan I’lal.
3.
Kelas 2, yang dalam kegiatan belajar mengajar
diberikan meteri ilmu tarikh, tajwid, fiqh, nahwu dan hadis.
4.
Kelas 3, kitab-kitab yang diajarkan pada kelas ini
dapat ilmu fiqh, nahwu, hadis dan ushul fiqh.
5.
Kelas 5, pada kelas ini diajarkan ilmu fiqh, nahwu,
ilmu al-Qur`an, ushul fiqh, ilmu hadis dan balaghah. Pada masing-masing kelas
tentunya diberikan kitab yang berbeda-beda.[3]
D. Tradisi-tradisi Pembentuk Kepribadian Santri
1.
Belajar Sepanjang Hari
Kegiatan belajar-mengajar di pesantren berlangsung
sepanjang hari. Ketika pagi, para santri belajar di sekolah-sekolah yang berada
dalam naungan yayasan pondok pesantren Futuhiyyah. Para santri diberi kebebasan
untuk menentukan sekolah mana yang akan diambil, hanya saja wajib bagi santri
untuk sekolah disekolah yang bernaung di yayasan.
Setelah jam sekolah selesai sekitar pukul 2 siang,
para santri mendapatkan jam istirahat hingga sekitar waktu ashar atau kira-kira
jam 4 sore. Setelah shalat ashar, para santri dihadapkan pada jam mengaji
dengan metode bandongan dari waktu ba`da ashar kemudian istirahat dan ba`da
shalat magrib dilanjutkan lagi mengaji dengan metode bandongan seperti tadi.
Adapun ba`da isya mereka harus belajar mengajar di
madrasah diniyah salafiyyah Futuhiyyah. Kegiatan belajar mengajar berlangsung
hingga jam 10 malam.
2.
Assifa; Wadah Berorganisasi Santri
Selain mengaji, para santri di Futuhiyyah pun belajar
berorganisasi. Di pesantren ini terdapat beberapa organisasi, seperti
organisasi kedaerahan dan juga Assifa. Assifa adalah wadah berorganisasi bagi
para santri. Ada yang mengatakan assifa ini OSIS apabila disekolahan.
Assifa adalah operator event-event kecil di pesantren.
Mereka juga yang membidangi kegiatan ekstra seperti rabana. Pada akhir tahun
biasanya mereka mengadakan lomba-lomba. Untuk event-event besar yang dipegang
oleh pengurus pun mereka seringkali diikutkan.
3.
Khitobah
Dalam jadwal kegiatan belajar mengajar di pesantren
Futuhiyyah, terdapat satu hari yang diisi dengan acara khitobah. Acara ini
dilaksanakan pada hari senin malam selasa. Khitobah itu dilaksanakan seminggu
sekali. Dari kegiatan tersebut dilakukan penilaian yang nantinya akan
diakumulasikan pada akhir tahun.
Khitobah itu seperti belajar ceramah, maju ke depan
mimbar, ada yang ceramah, ada yang qari`, ada yang pembawa acara. dari hal
tersebut dinilai dijumlahkan hingga akhir tahun, yang memiliki nilai tertinggi
nanti akan mendapatkan apresiasi.[4]
Pondok suburan ini didirikan oleh KH. Abdurrahman bin
Qasidil Haq, seorang ulama asli Mranggen. Tidak bisa dipastikan kapan pesantren
Futuhiyyah ini berdiri, karena belum ada data yang konkrit akan hal tersebut.
Hanya saja menurut cerita orang dahulu, ketika terjadi hujan abu akibat letusan
gunung kelud pada permulaan abad 20, pondok pesantren Futuhiyyah sudah berdiri.
Jumlah santri pada waktu itu masih relatif sedikit, hanya berasal dari daerah
mranggen dan sekitarnya. Mereka datang ke pesantren hanya pada malam hari untuk
mengaji sedangkan paginya pulang untuk bekerja, oleh karena itu santri tersebut
disebut “santri kalong”. Nama “Futuhiyyah” pertama digagas oleh KH. Muslih.
Kata Futuhiyyah secara harfiah berasal dari kata dasar fataha yang berarti
membuka. Nama ini baru muncul pada sekitar tahun 1927 M. kemudian resmi digunakan sebagai nama pondok
pesantren saat diasuh oleh KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc.
Visi
“Terwujudnya generasi muslim bermental ulama yang tahan uji dalam
menghadapi situasi dan kondisi”
Misi
“Membentuk insan kamil berakhlaqul karimah yang berpegang teguh pada
aqidah ahlus sunah wal jama`ah”.
Kegiatan belajar-mengajar di pesantren berlangsung sepanjang hari. Ketika pagi, para santri belajar di sekolah-sekolah yang berada dalam naungan yayasan pondok pesantren Futuhiyyah. Para santri diberi kebebasan untuk menentukan sekolah mana yang akan diambil, hanya saja wajib bagi santri untuk sekolah disekolah yang bernaung di yayasan. Setelah jam sekolah selesai sekitar pukul 2 siang, para santri mendapatkan jam istirahat hingga sekitar waktu ashar atau kira-kira jam 4 sore. Setelah shalat ashar, para santri dihadapkan pada jam mengaji dengan metode bandongan dari waktu ba`da ashar kemudian istirahat dan ba`da shalat magrib dilanjutkan lagi mengaji dengan metode bandongan seperti tadi. Adapun ba`da isya mereka harus belajar mengajar di madrasah diniyah salafiyyah Futuhiyyah. Kegiatan belajar mengajar berlangsung hingga jam 10 malam.
Setelah
membaca, memahami, dan mempelajari makalah ini di harapkan seluruh pembaca
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari makalah ini. Tentunya makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami selaku penyusun makalah ini memerlukan
kritik dan saran yang membangun guna kebaikan makalah yang kami susun
berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan perubahan hidup
kita semua kearah yang lebih baik yang di ridhai oleh Allah SWT..

0 Komentar